Mungkin beberapa orang diantara kita sudah mengetahui mengenai tiny house yang di beberapa negara besar sudah mulai banyak diminati. Dengan ukuran rumah yang kecil, murah dalam biaya bangun, bentuk yang simpel, tetapi efektif memenuhi kebutuhan tempat tinggal sehari-hari. Selain itu biaya pajak rumah yang cenderung murah dibandingkan dengan rumah-rumah yang memiliki luas bangunan yang besar.
Konsep rumah tinggal pada saat ini mengalami pergeseran. Konsep yang berbeda dibandingkan dengna rumah-rumah jaman dahulu yang luas dengan banyak ruang yang juga besar. Seperti contohnya ruang tamu, dahulu ruang tamu memiliki ukuran yang luas, dimana penghuni memanjakan tamu untuk bisa berlama-lama berada di ruang tamu. Tetapi pada saat ini menerima tamu tidak harus di ruang tamu secara khusus, tetapi di teras ataupun ruang keluarga pun bisa dilakukan. Karena pada masa sekarang aktivitas bertamu semakin jarang dilakukan, mereka lebih banyak bertemu ditempat-tempat publik seperti taman, cafe atau restauran.
Anak-anak yang jam sekolahnya padat dari pagi hari hingga sore. Termasuk orang tua yang mempunyai kesibukan yang sama dari pagi hingga sore berada diluar rumah. Sehingga rumah pada akhirnya menjadi tempat beristirahat sepulang anggota keluarga pulang dari aktifitasnya sehari-hari. Setelah anak-anak kuliah dan kost di daerah lain, dan bahkan kemudian berkeluarga, maka rumah pun hanya dihuni oleh orang tua yang kembali tinggal berdua dirumahnya. Tentu dengan bertambah umur akan semakin sulit juga orang tua mengurus rumah yang terlalu besar.
Dinegara-negara maju, seperti Jepang, Amerika, Inggris. Rumah tinggal mungil atau tiny house ini sudah semakin digemari. Hal ini dikarenakan harga tanah disana yang semakin mahal, pajak bangunan yang tinggi mendorong mereka membangun rumah yang kecil tetapi efektif dan maksimal fungsinya. Dan konsep tiny house inilah banyak mereka pilih untuk mereka jadikan tempat tinggal mereka. Selain itu, biaya yang harus mereka keluarkan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan rumah tinggal yang luasnya lebih besar. Seperti biaya perawatan dan biaya energi listrik. Di indonesia pun energi listrik semakin hari semakin terasa lebih mahal bukan?.
Rata-rata luas / ukuran tiny house yang dikembangkan oleh pemiliknya mempunyai lebar 3 sd 4m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhannya tetapi rata-rata memiliki panjang bangunan 6 sd 10m. Jadi coba bayangkan ketika kita membangun rumah dengan ukuran 18m2 dengan membangun rumah dengan luas 21m2 dimana dengan luas 18m2 dengan model tiny house bisa mendapatkan 2 kamar tidur, 1 kamar tidur utama dan 1 kamar tidur anak yang disebut loft/loteng. sementara dengan model rumah standar yang biasa kita temui di perumahan-perumahan sekitar kita luas bangunan dengan tipe 21 (21 m2) hanya memiliki 1 kamar tidur saja dan terkadang kita mendapatkan dapur di teras belakang.










